Kemenparekraf Dorong Pengusaha Film Indonesia Makin Berkembang untuk Perkuat Sektor Ekonomi Kreatif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berupaya memperkuat serta jeli melihat indeks saham di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia. Salah satunya yang tengah dalam pengembangan ialah industri film Tanah Air.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya mengatakan, industri kreatif Indonesia termasuk film memerlukan perhatian lebih mengingat industri tersebut punya potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Industri film masih memiliki banyak ruang untuk tumbuh. Beberapa indikatornya adalah perbaikan perekonomian, tumbuhnya kelas menengah dan juga jumlah penonton di bioskop meningkat,” papar Nia dalam acara Weekly Brief with Sandi Uno, Senin (15/7/2024).
Kemenparekraf pun bekerja sama dengan PT. Samuel Sekuritas Indonesia untuk memperkuat indeks saham di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia, khususnya film. Nia optimistis penonton film di Indonesia bisa lebih tinggi dari tahun lalu yang mencapai 52 juta penonton.
Senior Ekonomis PT. Samuel Sekuritas Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, film merupakan sarana hiburan yang selalu menarik minat masyarakat dalam mencari hiburan. Untuk itu, para pengusaha film perlu didukung untuk bisa tetap berkarya dan berdampak pada sektor perekonomian.
“Di bulan Januari kemarin ketika lagi hectic soal politik, akhirnya orang mencari hiburan ke bioskop. Nah itu kan salah satu hal yang bisa menjadi penawar, khususnya saat ekonomi sedang turun,” jelas Fithra.
Direktur Manajemen Investasi Kemenparekraf Zulkifli Harahap juga mengatakan, dorongan dari Kemenparekraf untuk pengusaha perfilman Indonesia ini bisa meluas dan menciptakan rumah produksi yang lebih merata di Tanah Air.
Ia menambahkan, industri film Indonesia begitu menarik apabila pemerintah dapat mengangkatnya ke beberapa investor, baik di dalam maupun di luar negeri.
“Effort film sebetulnya tidak besar. Kita mendorong investasi studio film bisa tumbuh dan berkembang di Indonesia, sehingga ada model-model studio film yang lain sehingga tidak hanya di Jawa, bisa di Sulawasi, Sumatera, dan sebagainya,” pungkas Nia.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya mengatakan, industri kreatif Indonesia termasuk film memerlukan perhatian lebih mengingat industri tersebut punya potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Industri film masih memiliki banyak ruang untuk tumbuh. Beberapa indikatornya adalah perbaikan perekonomian, tumbuhnya kelas menengah dan juga jumlah penonton di bioskop meningkat,” papar Nia dalam acara Weekly Brief with Sandi Uno, Senin (15/7/2024).
Kemenparekraf pun bekerja sama dengan PT. Samuel Sekuritas Indonesia untuk memperkuat indeks saham di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia, khususnya film. Nia optimistis penonton film di Indonesia bisa lebih tinggi dari tahun lalu yang mencapai 52 juta penonton.
Senior Ekonomis PT. Samuel Sekuritas Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, film merupakan sarana hiburan yang selalu menarik minat masyarakat dalam mencari hiburan. Untuk itu, para pengusaha film perlu didukung untuk bisa tetap berkarya dan berdampak pada sektor perekonomian.
“Di bulan Januari kemarin ketika lagi hectic soal politik, akhirnya orang mencari hiburan ke bioskop. Nah itu kan salah satu hal yang bisa menjadi penawar, khususnya saat ekonomi sedang turun,” jelas Fithra.
Direktur Manajemen Investasi Kemenparekraf Zulkifli Harahap juga mengatakan, dorongan dari Kemenparekraf untuk pengusaha perfilman Indonesia ini bisa meluas dan menciptakan rumah produksi yang lebih merata di Tanah Air.
Ia menambahkan, industri film Indonesia begitu menarik apabila pemerintah dapat mengangkatnya ke beberapa investor, baik di dalam maupun di luar negeri.
“Effort film sebetulnya tidak besar. Kita mendorong investasi studio film bisa tumbuh dan berkembang di Indonesia, sehingga ada model-model studio film yang lain sehingga tidak hanya di Jawa, bisa di Sulawasi, Sumatera, dan sebagainya,” pungkas Nia.
(tsa)